Kehidupan

Selamat Hari Raya Idul Fitri 1436 H

Posted on Updated on

Ucapan+Idul+Fitri+2015

Bulan Ramadhan telah berlalu dan hari kemenangan telah datang.

Tiada yang seindah ketika hati tersucikan. Mari kita bersihkan hati dan jiwa kita dari gelimang dosa. Bersih tanpa noda kebencian yang terbasuh oleh Ramadhan dan kemurnian hati untuk saling memaafkan.

Selamat Hari Raya Idul Fitri 1436 H.

Minal aidzin wal fa idzin. Mohon maaf lahir batin.

JAKARTA – PALEMBANG (Solo Riding)

Posted on Updated on

Tulisan ini sebagai media berbagi pengalaman dan informasi bagi teman-teman yang akan melakukan perjalanan (touring) dari Jakarta – Palembang atau sebaliknya. Berikut ini pengalaman solo riding Jakarta – Palembang. Semoga bermanfaat.

Harapan untuk segera pindah tugas supaya dapat berkumpul dengan keluarga akhirnya terkabulkan sudah. Ijin pimpinan dan SK pindah tugas sudah keluar, setelah dua bulan diproses. Langkah selanjutnya adalah persiapan pindah rumah lagi. Sebagian perlengkapan selama di Jakarta sudah dikirimkan lewat jasa ekspedisi. Tinggal Honda Blade yang tersisa menemani di Jakarta, Pertimbanganku tidak mengirimkan motorku via jasa ekspedisi adalah biaya pengiriman yang dapat kugunakan untuk servis dan mencoba solo riding Jakarta – Palembang.

Berikut rute Jakarta – Palembang yang kubuat dengan Garmin BaseCamp:

JKT - PLM Garmin
Rute Jakarta – Palembang via Lintas Timur

Read the rest of this entry »

My Father – I

Posted on Updated on

THE LAST 18 DAYS WITH MY FATHER

لَبَّيْْكَ اللَّهُمَّ لَبَّيْكَ، لَبَّيْكَ لاَ شَرِيْكَ لَكَ لَبَّيْكَ، إِنَّ الْحَمْدَ وَالنِّعْمَةَ لَكَ وَالْمُلْكَ لاَ شَرِيْكَ لَكَ

Labbaika Allahumma labbaika. Labbaika la syarika laka labbaika. Innal hamda wanni’mata laka wal mulka. Laa syarika laka.

Ya Allah, aku datang karena panggilanMu. Tiada sekutu bagiMu. Segala nikmat dan puji adalah kepunyaanMu dan kekuasaanMu. Tiada sekutu bagiMu.

Tulisan ini kupersembahkan dalam rangka memperingati 1 tahun wafatnya ayahanda tercinta yang jatuh pada tanggal 9 April 2015 nanti. Ayah meninggal tepat 7 hari setelah pulang menunaikan ibadah Umroh. Sebenarnya tulisan ini sudah dimulai sejak beberapa bulan ayah meninggal pada tanggal 9 April 2014, bertepatan pelaksanaan Pemilihan Umum Calon Legislatif. Tulisan ini dapat terselesaikan setelah beberapa bulan penulisan di waktu luangku. Karena panjang maka tulisan ini akan aku bagi menjadi 4 bagian.

Kisah berawal pada tahun 2008 saat usia ayahku menginjak 70 tahun. Walaupun tubuhnya masih terlihat segar, beberapa penyakit mulai menggerogoti tubuhnya. Ayah dan ibuku tinggal bersama adik perempuanku di Bandar Lampung. Butuh waktu paling tidak 8 jam dari Palembang untuk berkunjung ke rumah ayahku. Saat itu aku baru sadar bahwa usia ayah sudah melewati usia Rasulullah, yaitu 63 tahun. Teringat dalam salah satu kisah bahwa Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda:

أَعْمَارُ أُمَّتِي مَا بَيْنَ السِّتِّينَ إِلَى السَّبْعِينَ وَأَقَلُّهُمْ مَنْ يَجُوزُ ذَلِكَ

Umur umatku berkisar antara 60 sampai 70 tahun, amat sedikit dari mereka yang lebih dari itu.”

(HR. Al-Tirmidzi, Ibnu Majah dan al-Hakim)

Read the rest of this entry »

My Father – II

Posted on Updated on

THE LAST 18 DAYS WITH MY FATHER

Hari ke 5: Rabu, 26 Maret 2014

Hari kedua di Mekkah:

Karena melihat ayah kelelahan maka kami putuskan untuk shalat Subuh di Hotel. Sebenarnya sayang sekali melewatkan ibadah shalat wajib di Masjidil Haram yang disebutkan pahalanya setara dengan 100.000 kali dari shalat di masjid lainnya. Aku tidak berani berlama-lama meninggalkan ayah sendirian, takut ayah terkena serangan jantung yang datang tiba-tiba. Hal ini menyebabkan aku tidak leluasa berkeliling melihat-lihat kota Mekkah, Madinah dan Jeddah. Hal ini tidak kusesali, karena hal yang lebih berharga bagiku adalah menjaga kesehatan ayah agar kami dapat kembali dengan selamat ke Indonesia.

Hari ini agenda dilanjutkan dengan wisata religi mengunjung Jabal (bukit) Tsur, Arafah, Muzdalifah, Mina, Jabal Rahmah dan diakhiri mengunjungi masjid Jiranah untuk shalat Zuhur dan bagi yang mau melaksanakan umroh dapat mengambil miqat di sini.

Jabal Tsur
Di Jabal Tsur

Read the rest of this entry »

My Father – III

Posted on Updated on

THE LAST 18 DAYS WITH MY FATHER

Hari ke 9: Minggu, 30 Maret 2014

Agenda hari ini kami mengunjungi beberapa tempat bersejarah seperti Masjid Qiblatain, Masjid yang memiliki 2 arah kiblat. Seperti diketahui kota Madinah memiliki beberapa tempat sejarah yang perlu dikunjungi. Selain Masjid Nabawi dan Masjid Quba, juga ada masjid yang memiliki sejarah penting dalam pelaksanaan shalat yaitu Masjid Qiblatain.

Masjid Qiblatain
Masjid Qiblatain

Masjid ini terletak tidak jauh dari kota Madinah berjarak sekitar tujuh kilometer dari Masjib Nabawi. Masjid ini awalnya bernama Masjid Bani Salamah karena dibangun di atas bekas rumah Bani Salamah. Kiblat shalat semua nabi dahulu kala adalah Baitullah di Makkah. Ketika Rasulullah hijrah ke Madinah, kiblat ditetapkan menghadap Masjidil Aqsha yang ada di Palestina dengan mengarah ke utara, arah yang sama yang dipakai oleh kaum Nasrani dan Yahudi. Karenanya mereka memperolok-olok agama Islam sebagai agama yang mengekor agama mereka.

Saat Rasulullah SAW mengimami shalat Zhuhur dengan kiblat menghadap ke Masjid Al Aqsha di Palestina, ketika selesai rakaat kedua turunlah wahyu yang memerintahkan untuk mengubah arah kiblat menghadap ke Masjidil Haram sebagaimana dikisahkan dalam Al-Quran surat al-Baqarah ayat 144. Adanya peristiwa yang sangat bersejarah ini maka nama masjid ini diubah menjadi Qiblatain yang berarti dua kiblat.

Read the rest of this entry »

My Father – IV

Posted on Updated on

THE LAST 18 DAYS WITH MY FATHER

Hari ke 13: Kamis, 3 April 2014

Sekitar pukul 02.00 dini hari adikku membangunkan kami bahwa penyakit jantung ayah kambuh. Seperti biasa, kami memberikan tindakan awal seperti yang sudah-sudah. Namun kondisi ayah tidak membaik kali ini. Dini hari kami bawa ayah ke UGD RS Abdul Moeloek dan diberikan tindakan awal. Dokter menyatakan ayah harus dirawat inap. Pukul 07.00 pagi kami mendapat kamar dan ayah dipindahkan ke kamar perawatan. Pukul 15.00 kondisi ayah memburuk, ibu dan adikku menangis di samping ayah. Ayah tidak sadarkan diri, tidak merespon keberadaan kami. Ya Allah, berikanlah kesembuhan kepada ayahku sehingga kami dapat berkumpul lebih lama lagi… inilah doaku selama ini.

Menunggu Waktu Shalat
Menunggu Waktu Shalat di Masjid Nabawi

Menjelang maghrib kondisi ayah membaik, kami sedikit lega. Di Masjid dekat ayah dirawat, seusai shalat aku memohon kepada Allah agar ayah masih diberikan umur panjang dan kesehatan yang baik sehingga kami masih diberikan kesempatan untuk berkumpul lebih lama. Terutama memberikan kesempatan kepada ayah melihat anak bungsunya yang akan diwisuda bulan September nanti dan aku menjanjikan kepada ayah untuk pulang kampung sekeluarga ke kampung halaman ayah. Kampung halaman yang sudah belasan tahun tidak dilihat sejak tahun 2001. Malam itu kondisi ayah masih lemah.

Read the rest of this entry »